VITERNA PLUS, POCNASA, HORMONIK PADA PENGGEMUKAN SAPI.
untuk informasi produk nasa silahkan hubungi
wa : 082137665887
bbm : 581d877b
Minggu, Agustus 30, 2015
Minggu, Agustus 30, 2015
VITERNA PLUS
Kesaksian pengguna produk nasa untuk budi daya sapi potong di lampung, diantara produk nasa tersebut adalah Viterna, pocnasa dan hormonik. dengan penambahan produk nasa sapi menjadi lebih sehat, pertambahan nafsu makan meningkat, pertambahan berat badan sangat cepat, kualitas daging juga lebih bagus, sedikit kandungan lemak pada daging dan peningkatan hasil lebih signifikan.
Kamis, Agustus 20, 2015
Pembangunan bidang peternakan tidak bisa lepas daripemanfaatan tehnologi peternakan untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan perkembangan industri peternakan, serta peningkatan kualitas produk untuk memenuhi tuntutan konsumen terhadap bahan pangan yang bermutu.
Potensi pengembangan bidang peternakan di indonesia masih terbuka lebar.
Selama dua dasawarsa terakhir, permintaan produk peternakan indonesia semakin meningkat. hal ini disebabkan oleh pertambahan penduduk , perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, perubahan gaya hidup, harga produk semakin terjangkau serta dorongan arus globalisasi informasi, tranportasi dan perdagangan. dengan penduduk lebih dari 215 juta jiwa, Indonesia merupakan pangsa pasar peternakan potensial yang didukung oleh semakin meningkatnya daya beli masyarakat. disamping itu, potensi ekspor ternak semakin terbuka lebar.
Pembangunan bidang peternakan dilaksanakan dengan 3 pendekatan, yaitu pendekatan tehnis, pendekatan terpadu dan pendekatan agribisnis. dengan semakin tingginya permintaan terhadap produk peternakan dan mengantisipasi masuknya produk peternakan dari luar negeri di era pasar global, maka dimasa depan pembangunan peternakan diarahkan pada pendekatan agribisnis, yaitu penanganan secara utuh aspek-aspek pengadaan dan penyaluran sarana produksi, budidaya, pengolahan dan pemasaran.
Sistem agribisnis memerlukan berbagai syarat yaitu pembangunan tehnologi tinngi, manageman yang baik, sistem pemasaran yang baik, penyediaan sarana produksi dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang tinggi serta didukung dengan penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan.
PERMASALAHAN
Dengan potensi pasar yang masih besar, sudah seharusnya para pelaku usaha di bidang peternakan berusaha meningkatkan produktivitasnya, yaitu peningkatan populasi ternak, peningkatan produk hasil ternak yang di ikuti peningkatan kualitasnya.
Dalam prakteknya, usaha tersebut mengalami pelbagai permasalahanduni peternakandi indonesia. Berbagai kendala yang dihadapi bidang peternakan di Indonesia antara lain :
1. Mayoritas usaha peternakan di indonesia berpola tradisional.
Saat ini mayoritas usaha peternakan di indonesia masih bersifat tradisisonal. dengan pola seperti itu peningkatan usaha dan produksi peternakan dihadapkan dengan berbagai kendala, diantarnya berupa rendahnya produktuvitas karena ternak tidak mendapatkan pakan yang bermutu tinggi ( mempunyai kandungan nutrisi tinggi).
Pada budidaya penggemukan sapi, kambing dan domba, para peternak hanya nmemberikan pakan dengan rumput rumputan liar, jerami padi, jerami jagung, daun-daunan tanaman keras dan lain-lain. untuk ternak unggas yang masih banyak dipelihara dengan pola tradisisonal adalah ayam buras yang hanya diberi pakan dengan dedak padi dan limbah dapur.
Dengan pemberian pakan seperti ini sangat sulit untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi karena ternak tidak mendapatkan nutrisi yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup berupa zat protein, karbohidrat, mineral dan vitamin. seperti diketahui bahwa untuk menghasilkan produksi yang optimal, ternak membutuhkan standar nutrisi tertentu terutama pada kadar proteinnya.
Padahal dengan pemeliharaan yang baik ayam buras juga mempunyai kemampuan yang tinggi dalam produsi telur maupun daging, yang lebih disukai konsumen karena rasanya lebih enak. untuk meningkatkan produktifitas harus dimulai dengan peningkatan pola usaha dari tradisional ke arah intensif.
Usaha tersebut sulit dilakukan karena keterbatasan modal dan tingkat pendidikan pada mayoritas masyarakat indonesia sehingga menjadi kendala masuknya tehnologi tinggi dengan biaya dan tingkat pemahaman serta aplikasi yang sulit. solusi terbaik adalah dengan aplikasi tehnologi yang mudah dipahami dan bersifat aplikatif (mudah diterapkan) serta dengan biaya murah.
2. Tingginya Biaya Pakan pada Peternakan Skala Industri
Peternakan skala industri pada saat ini menghadapi kendala berupa tingginya harga pakan buatan (konsentrat) yang menyebabkan usaha budidaya kurang efisisen.
Pada peternakan ayam ras, kebutuhan pakan saat ini mencapai jutaan ton. kebutuhan bahan bakunya (jagung, bungkil kedelai dan tepung ikan) dipenuhi dari produk nasional dan impor dengan proporsi impor yang tinggi.
Volume bahan baku impor makin besar karena diperkirakan tiap tahun terjadi peningkatan produksi dan konsumsi pakan ternak. Tingginya harga pakan otomatis mempertinggi biaya produksi karena merupakan 70%-80% dari total biaya budidaya. sehingga biaya produksi 1kg bobot hidup ayam broiler bisa mencapai Rp. 6.000,00 bahkan kadang-kadang lebih. untuk mendapatkan keuntungan, harga jual broiler hidup harus lebih tinggi daripada angka tersebut.
Pada kenyataannya, sering kali harga dibawah angka tersebut sehingga tidak mengherankan jika banyak peternak yang gulung tikar ketika harga broiler jatuh, terutama para peternak mandiri. pada peternakan sistem kemitraan, harga pakan justru lebih tinggi daripada harga pasar karena peternak mendapatkan sarana produksi pinjam hutang dan penentuan bonus berdasarkan stansar angka FCR (Feed Conversion Ratio ). Sehingga penggunaan tehnologi dalam bidang pakan ternak yang dapat meningkatkan efisiensi pakan ( menurunkan angka FCR ) perlu dilakukan.
Pada peternakan Sapi, walaupun komponen impor lebih kecil daripada bahan baku lokal, tetapi biaya pakan dengan pola intensif juga masih tinggi sehingga untuk menghasilkan 1kg bobot hidup bisa diperlukan biaya sekitar Rp.10.000,00. sehingga perlu penggunaan bahan tambahan selain pakan yang dapat meningkatkan produktifitas ternak secara signifikan / nyata tanpa menambah biaya produksi terlalu tinggi. artinya penambahan biaya produksi tersebut masih lebih rendah daripada tambahan hasil yang diperoleh.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama usaha peningkatan produktifitasusaha peternakan di Indonesia adalah masih dominannya pola budidaya tradisional karena keterbatasan modal dan tehnologi tepat guna serta tingginya harga pakan pada budidaya peternakan intensif.
PENANGANAN MASALAH
Dengan adanya permasalahan-permasalahan diatas, perlu tindakan nyata untuk mengatasinya. PT.NATURAL NUSANTARA memberikan alternatif solusi dengan tehnologi di bidang nutrisi ternak, yaitu dengan menghadirkan produk yang namanya VITERNA yang bertujuan agar usaha peternakan lebih efektif ( mampu menaikan produksi secara kuantitas dan kualitas), efisien ( mampu memberikan kenaikan keuntungan ekonomi ) dengan tehnologi yang aplikatif ( mudah diterapkan/digunakan dan dimengerti oleh peternak).
VITERNA diformulasikan dengan basis tehnologi asam amino yang berfungsi menambah dan melengkapi nutrisi ternak dari pakan ternak, karena viterna merupakan suplemen nutrisi murni yang siap dicerna, serta mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencernakan ternak.
selain itu dengan basis tehnologi asam amino tersebut, viterna mampu memacu sistesis/pembentukan protein tubuh. sehubungan dengan permasalahan diatas, maka peran viterna adalah sebagai berikut :
1. Dengan pola tradisional sangat sulit untuk mendapatkan produktifitas yang tinggi karena ternak tidak cukup mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi yang optimal. penggunaan tehnologi dibidang pakan yang ada sekarang ini juga kurang aplikatif karena terlalu rumit dan mahal.
sehingga peternak tradisional kurang tertarik untuk memahami dan mengaplikasikan dalam budidaya ternaknya. pada penggemukan sapi, kambing dan domba system tradisional, rendahnya produtifitas tersebut ditunjukan dengan rendahnya pertambahan berat badan per hari ( ADG = Average Daily Gain) dibawah potensi yang sebenarnya yang dimiliki oleh suatu jenis ternak. hal ini disebabkan nutrisi yang masuk tidak memenuhi standar kebutuhan untuk penggemukan yang optimal, terutama kadar protein sebesar 12%. pakan yang diberikan biasanya hanya berupa jerami padi denga kadar protein 4,3%, jerami jagung 8,1%, dan rumput-rumputan liar tanpa dilengkapi konsentrat (yang mempunyai kadar protein tinggi).
Dengan penambahan VITERNA, akan mempertinggi dan melengkapi nutrisi pakan karena viterna mengandung nutrisi siap pakai / nutrisi instant ( sudah jadi dan langsung dipergunakan oleh ternak) berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dalamjumlahyang cukup seimbang. protein yang kurang pada pakan hijauan akan ditambah oleh protein dalam VITERNA sehingga walaupun hanya dengan pemeliharaan system tradisional produktifitas dapat meningkat.
VITERNA sangat mudah diaplikasikan sehingga para peternak tradiosional dengan tingkat pendidikan yang rendahpun bisa menggunakannya dalam budidaya ternaknya.
2. Pada peternakan pola intensif, yang mengalami inefisiensi karena tingginya harga pakan maka peranan viterna sangat penting. sebagai bahan dengan kandungan nutrisi murniyang lengkap, viterna mampu meningkatkan pertumbuhan dan pertambahan berat badan per hari sehingga ternak tumbuh lebih cepat dan dapat mencapai bobot panen dalam waktu yang lebih cepat dari biasanya atau pada umur panen yang sama denganbiasanya tetapi diperoleh bobot yamg lebih tinggi. hal ini disebabkan karena viterna menambah dan melengkapi kandungan nutrisi pakan berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Pertumbuhan ternak lebih ditentukan oleh kadar protein dalam pakan baik jumlah maupun kelengkapan asam aminonya. kadar protein yang tinggi dan jenis asam amino yang lengkap dalam viterna memungkinkan ternak tumbuh dengan cepat, secara tehnis semakin cepat ternak tumbuh dan masa panen lebih cepat, maka jumlah pakan yang dikonsumsi menjadi lebih rendah, sehingga angka FCR (Feed Conversion Ratio) menjadi kecil dan terjadi peningkatan efisiensi pakan dan penurunan biaya produksi per kilogram bobot hidup.
Budidaya penggemukan sapi maupun ayam, biaya pakan cenderung dianggap sebagai besaran tetap karena harganya cenderung stabil (tanpa perubahan kurs mata uang) yang proporsinya 70%-80%. jika mampu menurunkan biaya pakan dengan peningkatan efektifitas dan efisiensi konsumsi pakan, maka pengaruhnya sangat besar terhadap total biaya produksi. hal ini akan meningkatkan ketahan usaha terhadap gejolak harga jual produk yang sering terjadi.
Budidaya penggemukan sapi berpotensi sangat besar guna menambah dan meningkatkan incom atau pemasukan bagi peternak sapi potong namun dalam hal ini sering kali diabaikan dan sering dianggap tidak menguntungkan. itu karena sebuah pemikiran dan pola beternak yang salah dan masih cenderung beternak secara tradisional. dalam artikel kali ini mari kita bedah tentang potensi peternakan khususnya penggemukan sapi potong di indonesia.
LATAR BELAKANG
Pembangunan bidang peternakan tidak bisa lepas daripemanfaatan tehnologi peternakan untuk memenuhi tuntutan efisiensi dan perkembangan industri peternakan, serta peningkatan kualitas produk untuk memenuhi tuntutan konsumen terhadap bahan pangan yang bermutu.
Potensi pengembangan bidang peternakan di indonesia masih terbuka lebar.
Selama dua dasawarsa terakhir, permintaan produk peternakan indonesia semakin meningkat. hal ini disebabkan oleh pertambahan penduduk , perkembangan ekonomi, perbaikan tingkat pendidikan, perubahan gaya hidup, harga produk semakin terjangkau serta dorongan arus globalisasi informasi, tranportasi dan perdagangan. dengan penduduk lebih dari 215 juta jiwa, Indonesia merupakan pangsa pasar peternakan potensial yang didukung oleh semakin meningkatnya daya beli masyarakat. disamping itu, potensi ekspor ternak semakin terbuka lebar.
Pembangunan bidang peternakan dilaksanakan dengan 3 pendekatan, yaitu pendekatan tehnis, pendekatan terpadu dan pendekatan agribisnis. dengan semakin tingginya permintaan terhadap produk peternakan dan mengantisipasi masuknya produk peternakan dari luar negeri di era pasar global, maka dimasa depan pembangunan peternakan diarahkan pada pendekatan agribisnis, yaitu penanganan secara utuh aspek-aspek pengadaan dan penyaluran sarana produksi, budidaya, pengolahan dan pemasaran.
Sistem agribisnis memerlukan berbagai syarat yaitu pembangunan tehnologi tinngi, manageman yang baik, sistem pemasaran yang baik, penyediaan sarana produksi dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang tinggi serta didukung dengan penelitian dan pengembangan yang berkelanjutan.
PERMASALAHAN
Dengan potensi pasar yang masih besar, sudah seharusnya para pelaku usaha di bidang peternakan berusaha meningkatkan produktivitasnya, yaitu peningkatan populasi ternak, peningkatan produk hasil ternak yang di ikuti peningkatan kualitasnya.
Dalam prakteknya, usaha tersebut mengalami pelbagai permasalahanduni peternakandi indonesia. Berbagai kendala yang dihadapi bidang peternakan di Indonesia antara lain :
1. Mayoritas usaha peternakan di indonesia berpola tradisional.
Saat ini mayoritas usaha peternakan di indonesia masih bersifat tradisisonal. dengan pola seperti itu peningkatan usaha dan produksi peternakan dihadapkan dengan berbagai kendala, diantarnya berupa rendahnya produktuvitas karena ternak tidak mendapatkan pakan yang bermutu tinggi ( mempunyai kandungan nutrisi tinggi).
Pada budidaya penggemukan sapi, kambing dan domba, para peternak hanya nmemberikan pakan dengan rumput rumputan liar, jerami padi, jerami jagung, daun-daunan tanaman keras dan lain-lain. untuk ternak unggas yang masih banyak dipelihara dengan pola tradisisonal adalah ayam buras yang hanya diberi pakan dengan dedak padi dan limbah dapur.
Dengan pemberian pakan seperti ini sangat sulit untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi karena ternak tidak mendapatkan nutrisi yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup berupa zat protein, karbohidrat, mineral dan vitamin. seperti diketahui bahwa untuk menghasilkan produksi yang optimal, ternak membutuhkan standar nutrisi tertentu terutama pada kadar proteinnya.
Padahal dengan pemeliharaan yang baik ayam buras juga mempunyai kemampuan yang tinggi dalam produsi telur maupun daging, yang lebih disukai konsumen karena rasanya lebih enak. untuk meningkatkan produktifitas harus dimulai dengan peningkatan pola usaha dari tradisional ke arah intensif.
Usaha tersebut sulit dilakukan karena keterbatasan modal dan tingkat pendidikan pada mayoritas masyarakat indonesia sehingga menjadi kendala masuknya tehnologi tinggi dengan biaya dan tingkat pemahaman serta aplikasi yang sulit. solusi terbaik adalah dengan aplikasi tehnologi yang mudah dipahami dan bersifat aplikatif (mudah diterapkan) serta dengan biaya murah.
2. Tingginya Biaya Pakan pada Peternakan Skala Industri
Peternakan skala industri pada saat ini menghadapi kendala berupa tingginya harga pakan buatan (konsentrat) yang menyebabkan usaha budidaya kurang efisisen.
Pada peternakan ayam ras, kebutuhan pakan saat ini mencapai jutaan ton. kebutuhan bahan bakunya (jagung, bungkil kedelai dan tepung ikan) dipenuhi dari produk nasional dan impor dengan proporsi impor yang tinggi.
Volume bahan baku impor makin besar karena diperkirakan tiap tahun terjadi peningkatan produksi dan konsumsi pakan ternak. Tingginya harga pakan otomatis mempertinggi biaya produksi karena merupakan 70%-80% dari total biaya budidaya. sehingga biaya produksi 1kg bobot hidup ayam broiler bisa mencapai Rp. 6.000,00 bahkan kadang-kadang lebih. untuk mendapatkan keuntungan, harga jual broiler hidup harus lebih tinggi daripada angka tersebut.
Pada kenyataannya, sering kali harga dibawah angka tersebut sehingga tidak mengherankan jika banyak peternak yang gulung tikar ketika harga broiler jatuh, terutama para peternak mandiri. pada peternakan sistem kemitraan, harga pakan justru lebih tinggi daripada harga pasar karena peternak mendapatkan sarana produksi pinjam hutang dan penentuan bonus berdasarkan stansar angka FCR (Feed Conversion Ratio ). Sehingga penggunaan tehnologi dalam bidang pakan ternak yang dapat meningkatkan efisiensi pakan ( menurunkan angka FCR ) perlu dilakukan.
Pada peternakan Sapi, walaupun komponen impor lebih kecil daripada bahan baku lokal, tetapi biaya pakan dengan pola intensif juga masih tinggi sehingga untuk menghasilkan 1kg bobot hidup bisa diperlukan biaya sekitar Rp.10.000,00. sehingga perlu penggunaan bahan tambahan selain pakan yang dapat meningkatkan produktifitas ternak secara signifikan / nyata tanpa menambah biaya produksi terlalu tinggi. artinya penambahan biaya produksi tersebut masih lebih rendah daripada tambahan hasil yang diperoleh.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama usaha peningkatan produktifitasusaha peternakan di Indonesia adalah masih dominannya pola budidaya tradisional karena keterbatasan modal dan tehnologi tepat guna serta tingginya harga pakan pada budidaya peternakan intensif.
PENANGANAN MASALAH
Dengan adanya permasalahan-permasalahan diatas, perlu tindakan nyata untuk mengatasinya. PT.NATURAL NUSANTARA memberikan alternatif solusi dengan tehnologi di bidang nutrisi ternak, yaitu dengan menghadirkan produk yang namanya VITERNA yang bertujuan agar usaha peternakan lebih efektif ( mampu menaikan produksi secara kuantitas dan kualitas), efisien ( mampu memberikan kenaikan keuntungan ekonomi ) dengan tehnologi yang aplikatif ( mudah diterapkan/digunakan dan dimengerti oleh peternak).
selain itu dengan basis tehnologi asam amino tersebut, viterna mampu memacu sistesis/pembentukan protein tubuh. sehubungan dengan permasalahan diatas, maka peran viterna adalah sebagai berikut :
1. Dengan pola tradisional sangat sulit untuk mendapatkan produktifitas yang tinggi karena ternak tidak cukup mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi yang optimal. penggunaan tehnologi dibidang pakan yang ada sekarang ini juga kurang aplikatif karena terlalu rumit dan mahal.
sehingga peternak tradisional kurang tertarik untuk memahami dan mengaplikasikan dalam budidaya ternaknya. pada penggemukan sapi, kambing dan domba system tradisional, rendahnya produtifitas tersebut ditunjukan dengan rendahnya pertambahan berat badan per hari ( ADG = Average Daily Gain) dibawah potensi yang sebenarnya yang dimiliki oleh suatu jenis ternak. hal ini disebabkan nutrisi yang masuk tidak memenuhi standar kebutuhan untuk penggemukan yang optimal, terutama kadar protein sebesar 12%. pakan yang diberikan biasanya hanya berupa jerami padi denga kadar protein 4,3%, jerami jagung 8,1%, dan rumput-rumputan liar tanpa dilengkapi konsentrat (yang mempunyai kadar protein tinggi).
Dengan penambahan VITERNA, akan mempertinggi dan melengkapi nutrisi pakan karena viterna mengandung nutrisi siap pakai / nutrisi instant ( sudah jadi dan langsung dipergunakan oleh ternak) berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dalamjumlahyang cukup seimbang. protein yang kurang pada pakan hijauan akan ditambah oleh protein dalam VITERNA sehingga walaupun hanya dengan pemeliharaan system tradisional produktifitas dapat meningkat.
VITERNA sangat mudah diaplikasikan sehingga para peternak tradiosional dengan tingkat pendidikan yang rendahpun bisa menggunakannya dalam budidaya ternaknya.
2. Pada peternakan pola intensif, yang mengalami inefisiensi karena tingginya harga pakan maka peranan viterna sangat penting. sebagai bahan dengan kandungan nutrisi murniyang lengkap, viterna mampu meningkatkan pertumbuhan dan pertambahan berat badan per hari sehingga ternak tumbuh lebih cepat dan dapat mencapai bobot panen dalam waktu yang lebih cepat dari biasanya atau pada umur panen yang sama denganbiasanya tetapi diperoleh bobot yamg lebih tinggi. hal ini disebabkan karena viterna menambah dan melengkapi kandungan nutrisi pakan berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Pertumbuhan ternak lebih ditentukan oleh kadar protein dalam pakan baik jumlah maupun kelengkapan asam aminonya. kadar protein yang tinggi dan jenis asam amino yang lengkap dalam viterna memungkinkan ternak tumbuh dengan cepat, secara tehnis semakin cepat ternak tumbuh dan masa panen lebih cepat, maka jumlah pakan yang dikonsumsi menjadi lebih rendah, sehingga angka FCR (Feed Conversion Ratio) menjadi kecil dan terjadi peningkatan efisiensi pakan dan penurunan biaya produksi per kilogram bobot hidup.
Budidaya penggemukan sapi maupun ayam, biaya pakan cenderung dianggap sebagai besaran tetap karena harganya cenderung stabil (tanpa perubahan kurs mata uang) yang proporsinya 70%-80%. jika mampu menurunkan biaya pakan dengan peningkatan efektifitas dan efisiensi konsumsi pakan, maka pengaruhnya sangat besar terhadap total biaya produksi. hal ini akan meningkatkan ketahan usaha terhadap gejolak harga jual produk yang sering terjadi.
Selasa, Agustus 18, 2015
Viterna Vitamin Ternak Alami
Vitamin ternak alami yang terkandung dalam Viterna sangat bermanfaat dalam berternak baik untuk
Selasa, Agustus 04, 2015
KESAKSIAN PENGGUNA VITERNA PADA BUDIDAYA SAPI.
BUDIDAYA PENGGEMUKAN SAPI SI MENTAL
Produk nasa untuk sapi potong simental sangat bagus untuk penggemukan.
viterna, pocnasa, hormonik membuat sapi lebih sehat, menungkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit, nafsu makan bertambah, pertambahan daging signifikan, percepatan pertumbuhan bobot, bau kotoran jadi berkurang, mempercepat penggemukan, mempercepat pemeliharaan, menjadikan peternak jadi lebih cepat berkembang dan lebih cepat kaya dengan beternak sapi.
informasi produk nasa hubungi
wa : 082137665887
bbm : 581d877b
Senin, Agustus 03, 2015
JENIS-JENIS KAMBING
A. kambing kacang, cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi ada yang hitam, coklat, merahatau belang hitam putih.
B. Kambing Peranakan Etawah (PE)
sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir.Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung keatas melengkung, panjang telinga antara 15-30cm, menggantung kebawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan ), di bagian bawah ekor (betina).
JENIS-JENIS DOMBA
A.Domba Ekor Gemuk,
memiliki ciri bentuk ekor yang panjang , tebal dan besar dan semakin ke ujung makin kecil, tidak mempunyai tanduk, sebagian besar berwarna putih tetapi ada anaknya yang berwarna hitam dan kecoklatan.
B. Domba Ekor Tipis,
memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu berwarna putih, tidak bertanduk (betina) bertanduk kecil dan melingkar (jantan)
PEMBIBITAN
Bibit bakalan yang baik untuk penggemukan adalah sebagai berikut :
umur antara 8bulan - 1tahun, ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dam mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus. keempat kaki lurus, kokoh, dan tumit terlihat tinggi, tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta, hidung bersih, mata tajam dan bersih, anus juga bersih.
PERKANDANGAN
Pada umumnya tipe kandang pada ternak kado adalah berbentuk panggung, kontruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang terdapat kolong tempat menampung kotoran. adanya kolong dapat menghindari dari kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit. lantai kandang di tinggikan antara 0,5-2m,
Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding, ketinggian bak pakan antara kambing dan domba berbeda. bak pakan kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. untuk domba, dasar bak pakan horisontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba merumput. lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambuyang disusun dengan jarak 2-3cm. dengan demikian kotoran dan air kencing mudah jatuh pada kolong sementar tracak atau kaki kado tidak terperosok atau terjepit. dasar kolomg kandang digali 20cm dibagian pinggirnya dan 30-50cm pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampungan kotoran. kotoran kemudian dapat diproses menjadi pupuk kandang. Jagalah selalu kebersihan kandang.
TEHNIK BUDIDAYA KAMBING DOMBA ( KADO )
PENDAHULUAN
Peternakan kambing dan domba potong di indonesia masih berskala kecil sehingga perlu diusahakan secara komersial dan intensif. hal ini diperlukan karena adanya pertambahan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya sekitar 1,24% dan semakin meningkat daya beli masyarakat. Kebutuhan daging saat ini belum mencukupi permintaan, sehingga masih mengandalkan impor daging.
PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 ( Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan ) berupaya membantu budidaya kambing dan domba potong dengan sasaran peningkatan kualitas dan kuantitas daging.
PENGGEMUKAN
Penggemukan kambing dan domba adalah pemeliharaan kambing atau domba dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat ( 3-5 bulan )
![]() |
BUDIDAYA KAMBING DOMBA |
JENIS-JENIS KAMBING
A. kambing kacang, cirinya adalah badannya kecil dan relatif pendek, telinga pendek dan tegak, jantan betina memiliki tanduk, leher pendek dan punggung meninggi, warna bulu bervariasi ada yang hitam, coklat, merahatau belang hitam putih.
B. Kambing Peranakan Etawah (PE)
sasaran utama dari kambing PE pada dasarnya adalah penghasil susu, tetapi dapat digunakan juga sebagai penghasil daging, terutama setelah masa afkir.Ciri dari kambing ini adalah bagian hidung keatas melengkung, panjang telinga antara 15-30cm, menggantung kebawah dan sedikit kaku, warna bulu bervariasi antara hitam dan coklat, memiliki bulu tebal dan agak panjang dibawah leher dan pundak (jantan ), di bagian bawah ekor (betina).
JENIS-JENIS DOMBA
A.Domba Ekor Gemuk,
memiliki ciri bentuk ekor yang panjang , tebal dan besar dan semakin ke ujung makin kecil, tidak mempunyai tanduk, sebagian besar berwarna putih tetapi ada anaknya yang berwarna hitam dan kecoklatan.
B. Domba Ekor Tipis,
memiliki ciri tubuh yang kecil, ekor relatif kecil dan tipis, bulu berwarna putih, tidak bertanduk (betina) bertanduk kecil dan melingkar (jantan)
PEMBIBITAN
Bibit bakalan yang baik untuk penggemukan adalah sebagai berikut :
umur antara 8bulan - 1tahun, ukuran badan normal, sehat, bulu bersih dam mengkilap, garis punggung dan pinggang lurus. keempat kaki lurus, kokoh, dan tumit terlihat tinggi, tidak ada cacat pada bagian tubuhnya, tidak buta, hidung bersih, mata tajam dan bersih, anus juga bersih.
PERKANDANGAN
Pada umumnya tipe kandang pada ternak kado adalah berbentuk panggung, kontruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang terdapat kolong tempat menampung kotoran. adanya kolong dapat menghindari dari kebecekan dan kontak langsung dengan tanah yang mungkin tercemar penyakit. lantai kandang di tinggikan antara 0,5-2m,
Bak pakan dapat ditempelkan pada dinding, ketinggian bak pakan antara kambing dan domba berbeda. bak pakan kambing dibuat agak tinggi, kira-kira sebahunya karena kebiasaan kambing memakan daun-daun perdu. untuk domba, dasar bak pakan horisontal dengan lantai kandang karena kebiasaan domba merumput. lantai kandang dibuat dari kayu papan atau belahan bambuyang disusun dengan jarak 2-3cm. dengan demikian kotoran dan air kencing mudah jatuh pada kolong sementar tracak atau kaki kado tidak terperosok atau terjepit. dasar kolomg kandang digali 20cm dibagian pinggirnya dan 30-50cm pada bagian tengah serta dibuatkan saluran yang menuju bak penampungan kotoran. kotoran kemudian dapat diproses menjadi pupuk kandang. Jagalah selalu kebersihan kandang.
![]() |
BENTUK KANDANG |
Pakan utama yang sering diberikan berupa hijauan segar seperti rumput, legum ( daun lamtoro dan turi ) atau aneka hijauan seperti daun singkong, daun nangka dan daun pepaya, khusus legume dan aneka hijauan sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dilayukan dulu 2-3 jam dibawah terik matahari untuk menghilang kan racun pada hijaun tersebut.
Selain pakan hijauan dapat juga ditambah dengan pakan padat/konsentrat. jenis yang dapat digunakan adalah bekatul, ampas tahu, ketela pohon yg udah dicacah, jenis pakan tersebut mudah dan murah dibeli dengan sumbangan yang cukup lumayan untukkebutuhan nutrisinya. kebutuhan setiap ekor kira-kira 3kg per hari dengan komposisi 40% bekatul, 40% ampas tahu, 20% ketela pohon. Tehnik pemberian kansentratdisarankan jangan bersamaan dengan pemberian hijauan, karena pakan ini mempunyai daya cerna dan kandungan nutrisi yang berbeda dengan hijauan. jumlah pemberian konsentrat sekitar 1kg /ekor/hari.
Selain pemberian rumput dan konsentrat, masih dibutuhkan pakan pelengkap yang mengandung gisiternak lengkap yang belum terdapat pada hijauan dan dankonsentrat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi ternak. sehingga tujuan dan target dari budidaya ternak yaitu memiliki ternak dengan pertumbuhan optimal dan sehat dapat tercapai. sebagai pakan pelengkap maka PT.NATURAL NUSANTARA menghadirkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam aminoyang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh kambing/domba yaitu meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu
Asam-asam amino esensial yaitu Arginin, Hiistidn, leusin, isoleusin, dll sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh. Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatan ketahanan tubuh kambing/domba dari serangan penyakit. mineral-mineral lengkap yaitu N, P, K, Ca, mg, CI dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis enzim untuk memperlancar metabolisme dalam tubuh.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran pakan konsentrat dengan dosis : 10cc atau 1tutup botol VITERNA Plus /ekor/hari. Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.
PENGENDALIAN PENYAKIT
Tindakan pertama yang dilakukan pada usaha pemeliharaan KADO adalah melakukan pencegahan terjangkitnya penyakit pada ternak. beberapa langkah pencegahan adalah sebagai berikut :
lahan yang dipakai untuk memelihara KADO harus bebas dari penyakit menular. kandang kado harus kuat, aman dan bebas penyakit. apabila digunakan kandang bekas kado yang terserang penyakit, kandang cukup dicucihamakan dengan desinfektan, kemudian dibiarkan beberapa saat. apabila kandang tersebut bekas kado sehat maka cukup dicuci dengan air biasa. kado yang baru masuk sebaiknya dimasukkan ke kandang karantina dulu dengan perlakuan khusus. ternak yang diduga bulunya membawa penyakit sebaiknya dimandikan dan digosok dengan larutan sabunkarbol, Neguvon, bacticol pour, triatex atau granade 5% EC dengan konsentrasi 4,5gr/3ltr air.
Untuk membasmi kutu kado juga dapat dimandikan dengan larutan asuntol berkonsentrasi 3-6gr/3ltr air. kandang dan lingkungan tidak boleh lembab dan bebas dengan genangan air. kelembaban yang tinggi dan genangan air mengakibatkan perkembangan nyamuk dan hewan sejenis yang menggigit dan menghisap darah ternak. dilakukan vaksinasi secara teratur, vaksinasi bertujuan untuk mencegah terjangkitnya penyakit oleh virus.
Beberapa penyakit yang menyerang kado adalah : penyakit parasit ( kudis, kutu, cacingan ), penyakit bakterial ( antarks, cacar mulut, busuk kuku ), penyakit virus ( Orf ), penyakit lain ( keracunan sianida, kembung perut, keguguran ),
Hal penting dalam pengendalian penyakit adalah meningkatkan kesehatan ternak dan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya sertamonitoring/pengamatan secara kontinyu pada ternak sehingga apabila terdapat gejala penyakit, segera dapat diketahui jenis peyakit tersebut dan cara pencegahan dan pengobatannya.