obat sapi
penggemuk sapi
sapi bali
sapi brahman
sapi limousin
sapi madura
sapi ongole
sapi simental
suplemen sapi
vitamin sapi
SAPI POTONG
Saat ini banyak sekali produk yang menyandang nama-nama seperti diatas.
Banyak bahan makanan untuk ternak yang diembel-embeli Probiotik,
Prebiotik dan Organik agar masyarakat tertarik dan mengkonsumsinya.
Sebenarnya apa saja yang dimaksud dengan hal-hal tersebut diatas ?
Pernahkah anda ditawari dengan produk yang berlabel probiotik ?
Jika pernah, bagaimana hasilnya setelah menggunakan produk tersebut ?
Produk probiotik memang bagus untuk hewan. Namun kita juga harus
mengetahui dulu hewan apa yang akan kita beri produk tersebut. Selain
itu, produk Probiotik juga harus memiliki berbagai syarat agar tetap
bisa dijamin kualitasnya saat.
SAPI POTONG |
Usaha
peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan
skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika
dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan
mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip
budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas,
Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik
untuk skala usaha besar maupun kecil.
II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan
kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging
dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah :
1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :
A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah
dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut).
Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang
baru.
B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh,
bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah
disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole
(PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya
lebih rendah.
C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada
bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona
sapi potong di Indonesia.
D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang
terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini
mempunyai daya pertambahan berat badan rendah.
E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan
putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran
besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik
2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan.
Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
- Berumur di atas 2,5 tahun.
- Jenis kelamin jantan.
- Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
- Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
- Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
- Kotoran normal
III. Tatalaksana Pemeliharaan.
3.1. Perkandangan.
Secara umum, kandang memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok.
Pada kandang individu, setiap sapi menempati tempatnya sendiri
berukuran 2,5 X 1,5 m. Tipe ini dapat memacu pertumbuhan lebih pesat,
karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki
ruang gerak terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan
digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena
banyak bergerak.
Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu. Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
3.2. Pakan.
Berdasarkan kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi
digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga
proses, yaitu secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah
(saliva), secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia rumen
dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan
berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan
membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara mempercepat penggemukan
adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat.
Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, ampas tahu, ampas tebu,
bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan.
Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas tinggi.
Penentuan kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan
nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar. Pakan hijauan yang
berkualitas rendah mengandung serat kasar tinggi yang sifatnya sukar
dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.
Oleh karena itu PT. NATURAL NUSANTARA membantu peternak dengan
mengeluarkan produk NATURAL PROBIOTIK (NPB) yang dapat membuat pakan
berkualitas rendah menjadi mudah dicerna. NPB mengandung :
- Bakteri sellulolitic strain dominant, yaitu bakteri
dalam cairan rumen yang mampu memecah
dinding sel dengan kadar lignin tinggi.
- Multi enzim yang disintesa dari rumen.
- Pengkelat bahan-bahan anti nutrisi.
Cara pemakaian NPB adalah sebagai berikut :
1. Campurkan 1 kg NPB dalam 100 liter air.
2. Bahan pakan dirajang hingga berukuran 20-25 cm untuk meningkatkan efektifitas proses fermentasi.
3. Tumpuk bahan pakan berlapis-lapis hingga tinggi maksimal 150 cm.
4. Siram tumpukan bahan pakan dengan air secara merata yang bertujuan untuk membasahi bahan pakan.
5. Siram tumpukan pakan dengan larutan NPB secara merata. Usahakan seluruh bahan pakan terkena siraman larutan NPB.
6. Tutup tumpukan pakan dengan plastik secara rapat. Setelah 48 jam
tumpukan akan menjadi panas yang menandakan proses fermentasi
berlangsung baik.
7. Pada hari ke-7 diamati, jika proses fermentasi telah sempurna
(ditandai dengan bau caramel/bir dan bahan pakan telah lunak) proses
fermentasi dapat diakhiri.
8. Jika proses belum sempurna, diperpanjang 15 hari.
9. Sebelum diberikan kepada ternak bahan pakan diangin-anginkan lebih
dahulu untuk membuat pakan kering dan tidak lembab sehingga lebih
disukai oleh ternak.
Selain NPB, PT. NATURAL NUSANTARA juga mengeluarkan suplemen khusus
ternak yaitu VITERNA Plus. Produk ini menggunakan teknologi asam amino
yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh sapi, yaitu dengan
meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak.
VITERNA Plus mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan ternak, yaitu :
- Mineral-mineral sebagai penyusun tulang, darah
dan berperan dalam sintesis enzim, yaitu N, P, K,
Ca, Mg, Cl dan lain-lain.
- Asam-asam amino, yaitu Arginin, Histidin, Leusin, Isoleusin dan
lain-lain sebagai penyusun protein, pembentuk sel dan organ tubuh.
- Vitamin lengkap yang berfungsi untuk berlangsungnya proses fisiologis
tubuh yang normal dan meningkatkan ketahanan tubuh sapi dari serangan
penyakit.
- Asam - asam organik essensial, diantaranya asam propionat, asam asetat dan asam butirat.
Cara penggunaannya adalah dengan dicampurkan dalam air minum atau komboran dengan dosis :
5 cc/ekor perhari untuk sapi, kerbau dan kuda
4 cc/ekor perhari untuk kambing dan domba.
Penambahan VITERNA Plus tersebut dilakukan pada pemberian air minum atau komboran yang pertama.
3.3. Pengendalian Penyakit.
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah
pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan obat akan
menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya keberhasilan pengobatan
yang dilakukan. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga
kesehatan sapi adalah :
a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru hendaknya
dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan tujuan untuk memonitor
adanya gejala penyakit tertentu yang tidak diketahui pada saat proses
pembelian. Disamping itu juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan
yang baru. Pada waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing
karena berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia
(terutama sapi rakyat) mengalami cacingan.
Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
Penyakit ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang
digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang banyak
karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga pembuangan kotoran
harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah
berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit.
c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada
saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi yang penting
dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.
Beberapa jenis penyakit yang dapat meyerang sapi potong adalah cacingan,
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), kembung (Bloat) dan lain-lain.
IV. Produksi Daging.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
1. Pakan.
Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang optimal akan berpengaruh
baik terhadap kualitas daging. Perlakuan pakan dengan NPB akan
meningkatkan daya cerna pakan terutama terhadap pakan yang berkualitas
rendah sedangkan pemberian VITERNA Plus memberikan berbagai nutrisi
yang dibutuhkan ternak sehingga sapi akan tumbuh lebih cepat dan
sehat.
2. Faktor Genetik.
Ternak dengan kualitas genetik yang baik akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging menjadi lebih tinggi.
3. Jenis Kelamin.
Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada ternak betina, sehingga pada
umur yang sama, ternak jantan mempunyai tubuh dan daging yang lebih
besar.
4. Manajemen.
Pemeliharaan dengan manajemen yang baik membuat sapi tumbuh dengan sehat
dan cepat membentuk daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih
singkat.
HUBUNGI
SUMADI NASA
082137665887
bbm 581D877B
bbm 581D877B
1 komentar
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus